Lia dan mama

"Huh.., bete banget deh" sungut Lia sambil mematikan TV.

Sekarang Lia sedang sendirian di rumah. Sudah seminggu ini, Papa Lia tugas keluar kota dan rencananya baru pulang minggu depan. Mama Lia sedang pergei arisan di rumah temannya. Bombom juga pergi menginap di rumah temannya. Pembantu mereka pulang kampung menjenguk keluarganya yang sakit. Ibu peri juga jarang menjenguk Lia. Bosan menonton TV, Lia lalu pergi ke kamarnya di lantai dua.

"Coba Bombom nggak pergi, kita bisa main kayak kemarin dulu" pikir Lia.

Memang sejak pengalaman oral seksnya dengan Bombom, Lia sering mengulangi perbuatannya dengan Bombom. Tentu saja diam-diam kalo Mama dan Papa Lia lagi nggak ada dirumah. Bahkan Ibu peri pun tidak Lia beri tahu tentang aktivitasnya yang satu ini.

Lia berdiri di depan cermin besar yang ada di kamarnya. Kemudian dia melepas pakaian, BH, dan celana dalamnya. Sekarang Lia telanjang bulat sambil memandang dirinya sendiri di cermin. Lia memandangi wajahnya yang cantik manis, kulitnya yang putih mulus, dadanya yang baru tumbuh dengan puting mencuat gara-gara bombom sering gemas kalo mengulum puting itu, dan vaginanya yang terawat dengan bulu-bulu halus yang masih jarang.

"Uuhh.., enak.", desah Lia sambil tangannya yang kiri mengelus lembut dadanya sendiri.

Sesekali dipilinnya putingnya sambil membayangkan kalo Kak Rendi yang sedang melumat putingnya itu. Tangan kanannya juga tidak Lia biarkan menganggur tetapi sibuk mengusap lembut vaginanya terutama bagian agak menonjol yang bernama klitoris seperti yang sudah dipelajari Lia dalam pelajaran anatomi tubuh manusia di sekolah. Lia merasa nikmat sekali bila klitorisnya diusap-usap, apalagi kalo dihisap mulutnya bombom. Mata Lia terpejam, kelihatannya dia asyik menikmati perbuatannya itu sampai Lia tidak menyadari kalo ada seseorang membuka pintu kamarnya.

"LIA! Apa yang kamu lakukan?!"

Lia kaget sekali. Dia segera menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke pintu kamarnya. Ternyata disana sudah berdiri Mama Lia dengan wajah yang kelihatannya sangat marah.

"Mmaa.. Ma", kata Lia sambil ketakutan.

"Ehm ternyata kalo lagi sendirian, kamu sering melakukan perbuatan kurang ajar seperti ini ya?!", cibir Mama Lia.

"Mm.. maafin Lia, Ma", jawab Lia ketakutan sambil berusaha menutupi dada dan kemaluannya.

Mama Lia mendekat sambil memandang Lia yang masih telanjang.

"Ehm.. anak kurang ajar ini rupanya sudah tumbuh jadi gadis yang cantik sekali. Sekarang aku punya kesempatan mencoba oleh-oleh dari temenku dari Belanda sambil mempraktekan apa yang kulihat dari VCD kemarin.", pikir Mama Lia dalam hati.

"Kamu akan Mama hukum. Sekarang tunggu disini dan jangan pakai bajumu. Kalo kamu tidak mau menurut sama Mama, akan Mama beritahukan perbuatan kamu ini ke Papa.", kata Mama Lia sambil keluar kamar.

"Iya, Ma.", jawab Lia pelan.

Lia takut sekali kalo Mama mengadukan dia ke Papa. Lia berpikir hukuman apa yang akan dijatuhkan Mama. Apa dia akan dipukul? Tapi Lia berpikir lebih baik dipukul daripada diadukan ke Papa.

Tak lama kemudian Mama Lia kembali dengan hanya memakai kimono sambil membawa sebuah kotak. Mama menyuruh Lia berdiri mendekat. Kemudian Mama melepas kimononya. Lia kaget, ternyata Mamanya tidak memakai apa-apa di balik kimononya. Diam-diam Lia kagum terhadap Mamanya yang jelas merawat tubuhnya dengan baik. Lia mengamati wajah Mamanya yang masih cantik, tubuhnya yang masih langsing dan bagus, dadanya juga indah, besar tapi tidak turun dan masih padat, dan vagina Mamanya ternyata bulunya dicukur habis.

"Sekarang kamu harus menurut sama Mama dan jangan ceritakan ini ke siapa pun. Kalo tidak Mama akan melaporkan kamu ke Papa", perintah Mama.

"Iya, Ma.", jawab Lia ketakutan.

Tiba-tiba Mama Lia mencium bibir Lia dengan penuh nafsu. Mama Lia penasaran ingin tahu rasanya bercinta sesama perempuan setelah dia melihat VCD porno milik temennya yang ada adegan lesbinya. Sekarang dia bisa mencobanya dengan anak tirinya ini.

Lia terkejut tetapi dia tidak berani melawan perbuatan Mamanya. Diam-diam Lia bersyukur bahwa hukumannya ternyata tidak dipukul seperti biasanya. Lia heran dengan perbuatan Mamanya tapi lama-lama Lia juga menikmatinya. Lidah Mamanya bergerak liar dimulutnya, Lia pun meniru perbuatan Mamanya. Mulanya memang Lia agak kaku dan risih, tapi kemudian dia menikmatinya. Apalagi tangan Mamanya juga mulai meremas-remas pantat Lia sambil sesekali mampir mengusap-usap mem*k Lia, dan tangan satunya liar beroperasi di dada Lia sambil memilin putingnya. Nafsu Lia mulai naik seperti kalo dia lagi oral dengan bombom. Lia merasa kakinya mulai lemas oleh kenikmatan.

"Ma, Lia capek berdiri.", keluh Lia.

"OK. Sekarang kita ke ranjang aja.", jawab Mama sambil mendahului tidur di ranjang Lia.

"Kamu juga naik kesini dan cium susu Mama sambil diremas-remas."

Lia menurut. Lia menciumi payudara Mamanya yang besar itu sambil tangannya meremas payudara yang satunya.

"Eehhm.. yeah. Terusin La, isep putingnya. ookh.. anak pintar.", desah Mama Lia keenakan.

Lia senang mendengar Mamanya senang. Mama nggak pernah memuji Lia sebelumnya. Lagipula Lia suka melakukan perintah Mamanya yang satu ini. Lia gemas dengan payudara Mamanya, dia suka sekali kalo Mamanya mendesah keenakan ketika putingnya Lia isap keras-keras.

"Aakh.. bagus sayang. mem*k Mama coba kamu usap pake tangan kamu. aakh.. yeah begitu. Jari kamu masukin ke lubang mem*k Mama, pakai tiga jari biar lebih enak. ookh kocok-kocok keluar masuk. aakh.."

Lia mengocok mem*k Mamanya, mula-mula pelan lalu bertambah cepat. Lia merasakan jarinya basah oleh cairan, mem*k Mamanya jadi agak becek oleh cairan kenikmatan yang membanjir.

"Eehm.. sekarang jilatin mem*k Mama.", perintah Mama Lia.

Lia mencoba apa yang sering dilakukan Bombom pada mem*knya kalo lagi oral. Lia menciumi mem*k Mamanya, lidahnya bergerak liar sambil sesekali menusuk lubang mem*k itu. Tak lupa, Lia juga mengulum klitoris Mamanya dengan kuat karena Lia merasa paling enak kalo Bombom mengulum klitorisnya. Tubuh Mamanya kontan tersentak, dan pantatnya agak terangkat sebentar.

"Ookh.. eehm.. belajar dari mana kamu sayang?", tanya Mama Lia.

Lia tak berani menjawab kalo Bombom yang mengajari. Lia meneruskan mengerjai mem*k Mamanya sambil sekarang jarinya ikut mengocok mem*k Mamanya dengan cepat.

"Aakkhh.. Mama nyampe sayang. aakkhh..", jerit Mama sambil menjepitkan pahanya dan tangannya menjambak rambut Lia.

Mama Lia beristirahat sejenak sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya yang pertama. Kemudian Mama Lia menyuruh Lia tidur telentang. Sekarang gantian Mama Lia yang beroperasi.

"Kamu cantik sekali La. Mama akan bikin kamu merasa keenakan.", puji Mama.

Lia senang sekali. Mama mencium bibir Lia sambil tangannya meraba-raba tubuh Lia. Ciuman Mama turun ke leher. Lia menikmatinya, nafsunya mulai naik. Kemudian mulut Mama beroperasi di dada Lia yang baru tumbuh dan masih terlihat datar. Puting Lia dikulum kuat-kuat oleh Mama sambil tangannya mulai aktif di mem*k Lia.

"Eehmm.. Enak Ma esstt..", desah Lia.

Puting Lia bertambah keras dan besar karena rangsangan dari Mama. Kemudian kaki Lia dibuka karena Mama Lia akan mengerjai mem*k anaknya itu. Mama Lia mulai menjilat mem*k anaknya.

"Sstt aakh.. terus Ma.", erang Lia bertambah keras.

Lidah Mamanya terasa mengorek-ngorek liang mem*knya dengan liar. Lia mendesah merasakan nikmat birahi yang melanda dirinya. Apalagi ketika Mamanya menyedot klitorisnya, badan Lia sampai melengkung ke atas menahan nikmat. Mama Lia pun menemukan keasyikan tersendiri menjilati mem*k anak tirinya itu. Dia terus menjilati mem*k anaknya. Semakin Lia mendesah dengan keras dan merasa nikmat, Mama Lia pun semakin bersemangat mempermainkan mem*k mungil yang masih perawan itu. Mama Lia pun menahan diri untuk tidak menggunakan jarinya, belum waktunya pikir Mama Lia.

"Aakkhh.. aah Ma, Lia.. eh.. Lia..aakh..".

Lia merasakan ada sesuatu dalam dirinya yang mau jebol keluar dan dia tidak dapat menahannya lagi. Kakinya dirapatkan menjepit kepala Mamanya. Lia pun mengalami orgasmenya yang pertama. Cairan kenikmatan Lia yang membanjir keluar ditelan habis oleh Mamanya. Setelah itu badan Lia lemas dan dia terkulai di ranjangnya.

"Hukuman untukmu belum selesai Lia.", kata Mamanya.

Lia melihat Mamanya berdiri dan menghampiri kotak yang ada di meja. Kelihatannya Mamanya mengambil sesuatu dari dalam kotak lalu memasangnya seperti sabuk melingkari pinggang dan pantatnya. Lia tidak bisa melihat benda itu dengan jelas karena Mamanya memunggunginya. Dan ketika Mamanya berbalik, Lia kaget sekali. Benda itu ternyata berbentuk seperti burungnya bombom tetapi dari karet dan dua kali lebih besar dari punya Bombom. Penis karet dipasang Mamanya hingga seakan-akan Mamanya adalah laki-laki.

"Ma, kok Mama pake barang kayak gitu sih?", tanya Lia heran.

"He.. he.. kamu pasti suka sama barang ini. Sekarang kamu kulum kont*l ini pake mulut kamu.", perintah Mama.

Lia menurut, lagipula Lia memang suka mengulum burungnya Bombom. Dan punya Mama kelihatannya lebih besar dan menarik sekali. Lia mempraktekan pengalamannya dengan burung Bombom pada mainan Mamanya. Tapi penis mainan Mama ternyata lebih besar, mulut Lia hampir tidak muat menampung besarnya benda itu. Walaupun dipaksa, penis mainan itu cuma bisa masuk separuhnya. Mama Lia memegangi kepala Lia sambil memaju mundurkan pinggulnya seperti memperkosa mulut Lia. Mama Lia menikmati perbuatannya itu sambil tertawa senang. Kemudian Mama Lia mengajak Lia memainkan posisi 69 dengan Mama Lia dibawah agar dapat menjilati mem*k anaknya lagi.

"Eehm.. eehhmm.. sst.. aakh Mama.. enak Ma ehhm.. eehm.", desah Lia saat dia mengambil nafas, lalu dia meneruskan kulumannya.

Lia pun mulai terangsang kembali. Kemudian Mama Lia menyuruh Lia tidur terlentang. Lalu mengambil posisi misionaris untuk memerawani Lia dengan penis mainannya itu.

"Apa yang Mama lakukan?", tanya Lia.

"Tenang saja sayang, kamu pasti senang.", jawab Mama Lia sambil menggesek-gesekkan kepala penis mainan itu ke mem*k Lia.

Lia merasa nikmat saat mem*knya digesek ujung mainan Mamanya. Apalagi Mamanya mulai melumat bibirnya lagi sambil tangannya memilin putingnya yang kini semakin keras.

"Aduuh.. sakiitt Maa.", jerit Lia karena Mama mulai berusaha memasukkan penis itu ke mem*knya.

"Cuma sebentar, nanti juga enak lagi.", jawab Mama sambil memompa penis yang baru masuk kepalanya saja.

Lia mulai merasa enak bercampur sedikit perih. Sampai..

"AAKKH.. SAKIIT MAA..", jerit Lia ketika Mamanya tiba-tiba menekan amblas hingga penis itu menjebol selaput daranya.

Mama Lia mendiamkan dulu gerakannya agar mem*k Lia terbiasa dengan penis besar itu. Dia pun mencium lagi bibir anaknya dan memainkan payudara anaknya agar Lia teralihkan rasa sakit akibat jebol keperawanannya. Ketika Lia sudah agak tenang, Mama Lia mulai memompa pelan-pelan.

"Aakh.. ii.. iiya Ma. Terus Ma.", desah Lia ketika dia mulai merasakan nikmatnya seks walaupun masih ada sedikit rasa perih. Mama Lia pun merasa keasyikan tersendiri ketika dia berperan sebagai laki-laki dengan penis mainannya itu.

"Uukkhh.. enak Ma. Terusin Ma. Lia sayang Mama.", desis Lia.

Lia memang merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, bahkan melebihi permainannya dengan Bombom. Mama Lia semakin bersemangat mendengar desahan Lia dan diapun makin mempercepat pompaannya di mem*k anaknya.

"He..he.. kamu suka khan dientot sama kont*l Mama ini?", kata Mama.

"Iiya Ma. Lia suka.", jawab Lia.

"Suka ngapain? Ayo bilang. Kamu suka dientot sama kont*l Mama ini. Ayo.", perintah Mama Lia.

"Aakkh.. Lia suka.. aakh Lia suka dientot sama kont*l Mama yang gede.", jawab Lia yang mulai terhanyut dalam permainan Mamanya.

Mama Lia senang mendengar Lia ngomong jorok begitu, dan dia pun makin gencar melakukan tusukannya sambil diselingi goyangan agar Lia bertambah nikmat.

"Uukkh.. terus Ma. Enaakk.. aakkhh.", desah Lia sambil menggoyang pinggulnya mengikuti irama pompaan Mamanya.

"Kamu memang lonte kecil. Lonte yang suka dientot sama kont*l besar.", kata Mama Lia yang semakin terangsang dengan ngomong yang jorok-jorok.

"Iya, Ma. Lia ini lonte yang senang dientot. aakkhh Entot terus Ma.", jawab Lia meniru kata-kata Mamanya yang jorok.

Mama Lia senang mendengar desahan dan ucapan jorok Lia. Dia menikmati melihat wajah Lia yang terangsang. Gadis cantik yang baru tumbuh dewasa itu terengah-engah keenakan. Kadang dia menggigit bibirnya menahan nikmat. Ekspresinya yang sedang terangsang membuat Lia semakin kelihatan cantik.

"Ma, Lia.. aakh.. Lia mau..", desis Lia.

Melihat anaknya akan orgasme, Mama Lia mengangkat pantat Lia dan memompa Lia semakin cepat.

"Aakkhh.. Lia nyampe, Ma.", erang Lia saat mencapai orgasmenya yang kedua.

Lia menjepitkan kakinya ketat ke pinggul Mamanya. Tangannya menarik dan memilin putingnya sendiri. Matanya terlihat putihnya saja dan bibir bawahnya digigit sendiri menahan sensasi orgasme yang dia rasakan. Mama Lia akan membiarkan Lia istirahat sebentar ketika..

"Ma, Bombom boleh ikutan nggak?", tanya suara dari arah pintu kamar.

Mama Lia kaget. Saat dia menoleh ke arah pintu, dia melihat anaknya si Bombom sudah telanjang bulat sambil memegangi burungnya yang sudah berdiri.

Tetapi Mama Lia malah tersenyum dan berkata, "Boleh, sayang. Ayo kesini".

Bombom kegirangan, dan segera naik ke ranjang. Dia berdiri di atas lututnya dan mengangkangi tubuh Lia. Bombom lalu menyuruh Lia mengkaraoke burungnya. Lia menurut walaupun sudah lemas.

"Aakh enak La. Helen aja kalah pinter kalo urusan kayak begini.", kata Bombom.

Sementara itu, Mama Lia sedang membersihkan mem*k Lia dengan kain lap. Terlihat ada noda merah di cairan Lia, tanda kalo dia sudah tidak perawan lagi. Kemudian dia menjilati mem*k Lia untuk membangkitkan birahi anak tirinya lagi.

"Ma, minggir dulu, Ma. Bombom pengen ngent*t nih.", pinta Bombom dengan nafsu.

"Tunggu, sayang. Kamu tiduran saja di situ. Mama mau ambil sesuatu.", perintah Mama.

Bombom menurut, dia tiduran setengah bersandar pada kepala ranjang dengan diganjal bantal pada punggungnya. Mama Lia pergi ke kotak di meja, melepas penis mainan dan mengambil bungkusan kecil. Setelah Mamanya mendekat, Bombom baru tahu kalo yang diambil Mamanya adalah kondom. Lalu Mama memasang kondom itu pada burung Bombom.

"Ayo, Lia. Naik ke atas Bombom.", perintah Mama.

"Tapi Lia masih capek, Ma.", jawab Lia lemah.

"Jangan membantah. Bombom sudah pengen ngent*t kamu. Sini Mama bantu.", jawab Mama sambil membantu Lia.

Mama membimbing Lia duduk diatas Bombom dengan mem*knya tepat di atas burung Bombom. Mama menuntun penis Bombom memasuki mem*k Lia yang walau sudah tak perawan tapi masih rapat.

"Aakkhh.. mem*k kamu enak banget, La. Burungku kayak dijepit.", desah Bombom.

Bombom senang posisi ini karena dia bisa melihat wajah Lia yang cantik dan tangannya pun bisa mengerjai puting Lia. Sementara itu, Mama Lia yang memeluk Lia dari belakang membantu Lia memompa penis Bombom sambil menciumi leher Lia dari belakang.

Pelan-pelan, birahi Lia naik lagi karena kocokan penis Bombom di mem*knya, putingnya yang dipilin Bombom dengan gemas, juga ciuman Mama di lehernya. Lia mulai mendesah pelan mengiringi desahan Bombom yang keenakan.

Setelah Lia mulai pulih, Mama meninggalkan kedua anaknya yang asyik ngent*t. Mama mengambil penis mainan dari dalam kotak dan memakainya. Tetapi yang ini lebih kecil dari yang tadi, kira-kira besarnya sama dengan burung Bombom. Mama kembali lagi ke ranjang sambil membawa botol kecil dari plastik. Kemudian Mama menyeret tubuh Bombom agak ke bawah hingga Bombom tidur terlentang. Lalu Mama mendorong tubuh Lia ke depan hingga Lia telungkup merapat dengan Bombom, dan mem*k Lia masih mencengkeram burung Bombom. Bombom menyambut Lia dengan melumat bibir Lia. Kemudian Mama menjilati anus Lia dan menusukkan lidahnya ke lubang anus itu.

"Uukh.. geli, Ma. Enak.", desah Lia.

Mama tersenyum, dia mau mencoba ide yang muncul saat Bombom minta bergabung tadi. Mama mengambil botol kecil tadi, lalu menyemprotkan isinya ke lubang anus Lia. Kemudian diratakan dengan jarinya yang berusaha membuka sedikit anus Lia hingga cairan itu bisa masuk ke dalam liang belakang Lia.

"Apa itu Ma? Rasanya dingin.", tanya Lia.

"Kamu tenang aja. Mama jamin ini lebih enak dari yang tadi.", bujuk Mama.

Lalu Mama memposisikan penis mainannya yang sudah dipasang kondom dan diolesi cairan pelumas dari botol tadi ke liang anus Lia. Mama mulai berusaha memasukkan penis mainannya ke anus Lia.

"Aduh Ma. Mama ngapain Ma? Sakit Ma.", rintih Lia.

"Pertamanya aja kok yang agak sakit. Ntar juga enak.", bujuk Mama.

Mama terus memaksa mainannya masuk, dan nggak peduli Lia yang merintih kesakitan. Penis mainan itu dimasukkan pelan-pelan sampai masuk semuanya. Lalu Mama membiarkan dulu sampai Lia agak tenang. Bombom juga membantu Lia melupakan rasa sakitnya dengan melumat bibir Lia lagi.

Beberapa saat kemudian Mama mulai memompa penis mainannya pelan-pelan. Mula-mula Lia merasa anusnya perih sekali, tubuhnya terasa penuh dengan dua penis di kedua lubangnya. Tapi setelah lancar, Lia mulai merasakan sensasi kenikmatan yang melebihi persetubuhannya dengan satu penis. Apalagi Mama mulai meningkatkan irama kocokannya. Bombom yang ada dibawah pun merasa nikmat sekali. mem*k Lia terasa lebih rapat dan menggigit karena penis Mama yang ada di anus Lia. Walaupun Bombom tidak bergerak tapi kocokan Mama diatas membuat pergerakan otot mem*k Lia seperti memijat-mijat burungnya.

"Aakkhh.. iya, Ma. Sekarang rasanya jadi enak lagi. aakh.. sst.. terus.. entotin yang cepet, Ma.", erang Lia yang mulai merasakan sensasi nikmat threesome.

"Uuhf.. mem*k kamu rasanya tambah sempit. Kamu suka kont*lku, La?", rayu Bombom. Bombom mengimbangi gerakan Lia dan Mamanya dengan menggoyang pinggulnya memutar.

"kont*l kamu enak juga kok Mbom. aakh..eehhmm..", Lia mendesis keenakan.

Ibu dan anak-anaknya itu terus memacu birahi mereka. Tubuh mereka sudah mengeluarkan peluh.

"Hei Lonte, kamu suka dientot dua kont*l begini? Ayo, jawab.", Mama mulai ngomong jorok lagi sambi mempercepat kocokannya. Rambut Lia yang panjang dijadikan pegangan untuk lebih cepat mengocok.

"Suka, Ma. Lia paling suka ngent*t. aakkhh entot Lia terus Ma. Tiap hari.", sahut Lia.

Lia merasa mem*k dan anusnya penuh. Gerakan dua penis di mem*k dan anusnya memberikan sensasi yang luar biasa. Putingnya yang menempel di dada Bombom, tergesek-gesek dan membuat putingnya makin mengeras karena nikmat. Tiba-tiba Lia merasa seperti gunung mau meletus. Kenikmatan-kenikmatan yang dia terima membuat kelenjar didalam tubuhnya mengumpul dan mau muntah keluar melalui mem*knya. Kenikmatan ini lebih dari orgasme sebelumnya.

"Aakhh.. sstt.. aakkhh.. Lia mau nyampe.", erang Lia.

Lia pun menggapai orgasmenya yang ketiga dan keempat sekaligus. Lia baru merasakan indahnya multi orgasme. Mama melepaskan penis mainannya dari anus Lia. Bombom yang belum keluar segera membalik tubuh Lia dan bersiap-siap menggenjot Lia lagi.

"Berhenti dulu, mBom. Lia capek bener nih.", pinta Lia memelas.

"Sini. Pake mem*k Mama aja, mbom.", sahut Mama yang sudah melepas peralatannya.

Mama mengambil posisi menungging di atas tubuh Lia. Bombom pun langsung mengocok mem*k Mamanya dari belakang dengan cepat. Lia pun tidak ketinggalan mengajak Mama berciuman sambil tangannya meremas-remas dada Mamanya.

"Uuhhff.. Bagus, anak-anak. Kalian pintar sekali.", desah Mama keenakan.

Bombom terus mengocok mem*k Mamanya yang masih terasa menggigit walau sudah punya anak. Apalagi goyangan Mamanya, top. Tak lama, Bombom mulai merasa kalo mau keluar.

"Ma.. Bombom mau keluar, Ma."

"Tunggu Mama. Mama juga mau nyampe. aakkh..", erang Mama.

Kemudian Ibu dan anak itu orgasme bersamaan. Setelah itu mereka bertiga istirahat dan tertidur di ranjang bersama-sama. Sejak saat itu, mereka sering bermain seks bila Papa tidak ada dirumah. Kadang berdua, kadang bertiga. Lia juga senang sekali karena sikap Mama terhadapnya berubah menjadi baik, tidak lagi seperti dulu




@



0 komentar:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

Lia dan mama